Senin, 27 Februari 2017

Hasil Tugas Wawancara Beta Teksound 34


Berikut ini adalah pertanyaan wawancara saya dari Beta Teksound 34 untuk kakak-kakak Nano Teksound 33:


Pertanyaan
1. Bagaimana kakak menghadapi situasi di mana sekolah menolak proker subsi?
2. Apa tantangan terbesar kakak sejauh ini di dalam subsi Teksound?
3. Apa harapan kakak untuk Teksound kedepannya?

Berikut ini merupakan jawaban-jawaban hasil wawancara saya dari kakak-kakak Nano Teksound 33:

Jawaban

  • Kak Muhammad Pranaya Dafa S. (XI MIPA A)
1. Cari masalahnnya kenapa proker tersebut ditolak oleh sekolah, mungkin karena hari pelaksanaannya kurang tepat, atau sistem kegiatannya. Oleh karena itu, kalau nanti kalian menjabat, untuk urusan proker sebaiknya disiapkan dari jauh-jauh hari, karena kalau agak mendadak kemungkinan untuk ditolaknya menjadi lebih tinggi. Jangan lupa juga untuk cari waktu pelaksanaan yang bagus, jangan sampai bertepatan dengan minggu TF, atau hari sekolah penting lainnya.
2. Ya itu tadi sih, seperti penolakan-penolakan proker, dan juga terkadang masalah dengan pembinanya juga.
3. Kalau menurut saya, ilmu yang didapat dari Teksound itu harus lebih banyak, karena tanpa ilmu Teksound itu bukan apa-apa. Selain itu, pembuatan karya nyata juga mesti diperbanyak, yang seperti drone, robot, RC, dsb.


  • Kak Ryo Chandra Putra Armanda (XI MIPA A)
1. Kalau begitu ya diberikan penekanan aja. Jadi kita menjelaskan baik-baik ke pihak sekolah megenai proker tersebut, baru nanti bisa dimusyawarahkan hingga mencapai suatu kesepakatan.
2. Ikut kerja secara aktif di tengah padatnya kegiatan belajar mengajar, yang terkadang waktunya terbatas.
3. Kembangkan lagi divisi-divisinya supaya lebih banyak meraih prestasi, supaya lebih aktif, dan lebih banyak membuat karya nyata.

  • Kak Salsabila Prima Rachmayani (XI MIPA A)
1. Sebisa mungkin menjelaskan kepada pihak sekolah proker ini tuh apa, manfaatnya buat SMA 8 apa, tujuan-tujuannya apa, tapi kalau misalkan sekolah udah gak bisa diganggu gugat ya mau bagaimana lagi, kita kan gak bisa melawan sekolah.
2. Kalau sejauh ini mungkin gak terlalu banyak ya, kalau menurut saya sih mengatur orang banyak yang cukup sulit.
3. Banyakin karya nyata yang berguna untuk SMA 8, dan lebih menonjol aja sih.

  • Kak Jonathan Damara Simorangkir (XI MIPA B)
1.  Kita cari dulu kenapa alasannya tidak setuju, kalau sudah tahu alasannya, baru kita ganti, mungkin konsep kegiatannya, atau apapun hingga disetujui oleh pihak sekolah.
2. Kurangnya komunikasi antar teman, dan juga kendala perizinan, juga kendala biaya.
3. Anggotanya lebih aktif, lebih banyak lagi, dan juga lebih banyak berprestasi lagi.

  • Kak Rayhan Emirzaqi (XI MIPA B)
1. Pertama, pastinya sebelum proker tersebut dilaksanakan, ada persetujuan-persetujuan. Kita nanya dari pihak sekolah, apakah proker ini disetujui atau engga, setelah itu kita berikan argumentasi kenapa proker tersebut diadakan. Kalau misalnya sekolah masih ada yang kurang setuju, biasanya bakal diperdebatkan, kecuali kalau keputusannya udah gak bisa diubah lagi, ya kita tidak melaksanakannya.
2. Kalau tantangan saya sih menjadi seorang PJ, karena membuat orang untuk semangat mengikuti kegiatan itu susah, karena setiap orang pasti punya kerjaan lain, seperti tugas sekolah atau les. Jadi bagi saya itu susah.
3. Proker-prokernya tetap berjalan dengan lancar, hubungan baik tetap terjaga antar angkatan, antar alumni, dan ada inovasi-inovasi baru, seperti meraih prestasi atau memenangkan lomba.

  • Kak Abdurrahman Luqmanul Hakim (XI MIPA C)
1. Kalau bisa diusahakan supaya tetap disetujui, mungkin dengan meminta izin, atau pakai cara lain. Tapi kalau sudah pakai berbagai macam cara tetap tidak bisa ya gak dilaksanakan.
2. Lancar-lancar aja sih, paling saat mengurus T8chnofest atau saat mengurus website ticketing Collabor8
3. Bisa lebih baik dari angkatan-angkatan sebelumya, tetap menjalankan hal-hal baik dari angkatan sebelumnya, dan kalau bisa membuat Teksound lebih terkenal.

  • Kak Fauzi Azhar Insani (XI MIPA C)
1. Kita diskusikan lagi bagaimana caranya supaya tetap berjalan dan dinegosiasi terus sampai sepakat. Tapi kalau udah gak bisa ya mau bagaimana lagi.
2. Mungkin pembagian tugas, antara tugas proker dengan tugas sekolah kadang sulit untuk menentukan mana yang harus diprioritaskan. Umpamanya besok ada ulangan, sedangkan besok juga ada tugas proker yang udah harus selesai, yang kayak begitu yang menyulitkan.
3. Harapannya supaya Teksud lebih produktif lagi dan bisa menghasilkan banyak karya nyata.

  • Kak Labibah Nur Hasanah (XI MIPA C)
1. Kalau misalkan sekolah sudah bilang begitu, paling kita yang harus menyesuaikan, karena kan gak mungkin sekolah yang kita tentang. Paling cari alternatif lain yang esensinya atau cara kerjanya sesuai dengan yang diterima sekolah.
2. Karena saya di sini sebagai sekretaris sih, ya paling pengajuan proposal itu udah yang menjadi tantangan terbesar.
3. Lebih banyak anggota perempuannya, juga dapat bantuan dari pihak sekolah supaya karya nyata Teksound lebih jelas dan terarah serta dapat dikenal oleh seluruh orang.

  • Kak Muhammad Andhika Rheza (XI MIPA C)
1. Kalau bisa diusahakan, cari cara yang gak melanggar peraturan sekolah. Tapi kalau tidak bisa ya mau bagaimana lagi.
2. Kalau menurut saya sih sampai sekarang belum ada, masih lancar-lancar aja. Tapi paling berat menurut saya waktu ngurus T8chnofest.
3. Semoga bisa lebih bagus lagi, bisa membawa nama baik Teksound sampai ke luar sekolah, dan semoga namanya bisa lebih harum lagi.

  • Kak Mizan Eryandhika (XI MIPA C)
1. Kalau bisa diusahain izin atau cari cara lain yang gak melanggar peraturan sekolah. Tapi kalau memang gak bisa ya mau gak mau dibatalin saja.
2. Selama saya di Teksound sih belum ada yang berat banget. Mungkin yang agak berat itu waktu mengurus T8chnofest karena ribet juga.
3. Semoga Teksound 34 bisa sama kayak Teksound 33 bisa mengharumkan nama Teksound di SMA 8 maupun di luar SMA 8.

  • Kak Muhammad Rifni Dary (XI MIPA C)
1. Kalau ditolak prokernya itu biasanya namanya atau konsepnya. Jadi kalau proker kalian ditolak pertama ganti namanya dulu, kalau tetap gak bisa ganti konsepnya juga, tapi dengan tujuan yang sama, karena yang penting di setiap proker itu tujuannya yang tercapai.
2. Melaksanakan T8chnofest, karena tahun lalu T8chnofest itu jujur aja internetnya kan agak gak bagus, jadi itu tantangan terbesarnya.
3. Semoga Teksound makin solid, terus image gabutnya hilang, dan tidak dipandang sebelah mata lagi.

  • Kak Jeremy Tumbur (XI MIPA D)
1. Kalau misalnya ditolak sih, kan nanti bakal ada rapat dengan pembina, yang mana pasti kita akan bahas disitu. Setelah itu biasanya ada rapat dengan PO dan PK yang juga dihadiri kepala sekolah. Biasanya kalo proker itu gak disetujuinnya oleh kepala sekolah, karena peraturan dari pemerintah juga kan, nah tapi kalau masih bisa dilaksanakan meskipun dikurang-kurangi kegiatannya akan lebih baik daripada dibatalin.
2. Kalau untuk membuat proker tantangannya ada di dana, terus kalau di bagian organisasi sih paling beberapa anggota masih ada yang kurang berpartisipasi.
3. Untuk angkatan kalian ya, semoga bisa membuat Teksound lebih bagus, yang kedua masalah komitmen. Komitmen kalian itu bakal sangat berarti bagi Teksound, karena komitmen itu bisa membuat kalian meluangkan waktunya untuk Teksound, dan yang dibutuhkan Teksound untuk berkembang adalah orang-orang yang mau meluangkan waktunya untuk Teksound.

  • Kak Muhammad Shaquille (XI MIPA D)
1. Kita pasti akan sekuat tenaga memberi tahu sekolah mengenai proker tersebut, karena pasti semua kegiatan yang kami buat itu untuk SMA 8 dan kita juga, dan karena subsi kita merupakan subsi yang berhubungan dengan teknologi maka pasti akan berdampak baik bagi semua, makanya akan kami coba untuk membuat proker tersebut disetujui. Tapi kalau ternyata memang nggak bisa sama sekali, yasudah, karena kan banyak peraturan dari pemerintah juga.
2. Nah itu, masalah perizinan dan sekolah tadi, karena ya banyak hambatan-hambatan, tahun lalu misalnya, Comparative kan nggak ada karena nggak boleh keluar kota. Jadi sebenarnya hambatannya regulasi dari sekolah saja.
3. Lebih aktif lagi berkarya untuk kebaikan sekolah.

  • Kak Kevin Kanaka Swargoputra (XI MIPA E)
1. Kalau sekolah gak setuju, kan lewat pembina dulu, nah disitulah kita perjuangin prokernya, diskusi dengan pihak sekolah dan pembina.
2. Bagaimana caranya orang-orang itu (anggota Teksound) mau bekerja, karena masih banyak yang gak mau bekerja sesuai dengan tugasnya. Terus Teksound itu sebenarnya 3 tahun terakhir ini lagi down banget ya, jadi harus dibenahi lagi, nah itulah yang susahnya.
3. Ya lebih baik lagi, terus bisa dikenal lagi oleh SMA 8, lebih banyak berkarya dan bermanfaat bagi SMA 8.

  • Kak Muhammad Arif Rahman (XI MIPA E)
1. Cara menghadapinya ya, ini kan proker kita, proker Teksound, jangan sampai prokernya gak bisa dilaksanakan karena terhambat sesuatu. Kalau bisa kalian argumen, supaya prokernya tetap berjalan.
2. Paling kalau urusan membagi waktu, ya saya coba sebisa mungkin dibagi waktunya dengan efektif, misalnya jam segini untuk belajar, jam segini untuk ngurus Teksound, dan kalau ada waktu sisa dilihat dulu mana yang lebih mendesak.
3. Harapan saya sih, penerus Teksound selanjutnya bisa lebih baik lagi dari angkatan kami.

  • Kak Muhammad Fachri Anandito (XI MIPA E)
1. Menurut saya sih dibicarakan baik-baik, kalau misalnya udah gak bisa yasudah, tapi kalau ternyata bisa yam aka tetap dijalani.
2. Bagi saya itu untuk nemuin ide-ide untuk workshop T8chnofest. Karena saya ketua T8chnofest, mencari idenya juga susah, karena untuk workshop yang tahun ini kita kurang tahu teknologi yang lagi booming. Sekalipun ada, ternyata untuk mengimplementasikannya cukup susah, barangnya mahal.
3. Teksound kedepannya semoga robotic berjalan, ikut lomba-lomba, hingga SMA 8 itu terkenal akan robotiknya yang bagus-bagus.

  • Kak Muhammad Fauzi Rahmad (XI MIPA E)
1. Harusnya dipikarkan dari jauh-jauh hari, dilihat dulu sekolah butuhnya apa, guru-gurrunya sukanya yang bagaimana. Jadi kalau dipikirkan dari jauh-jauh dan ternyata ditolak bisa langsung dicari penggantinya.
2. Mengumpulkan anggotanya untuk melakukan sesuatu.
3. Lebih dipandang oleh semua orang di sekolah, dan lebih bermanfaat lagi.

  • Kak Rommi Adany Putra A. (XI MIPA E)
1. Kalau menyangkut peraturan berarti prokernya harus diubah bagaimanapun caranya supaya tidak melanggar aturan yang ada.
2. Kalau yang saya dengar dari teman-teman sih yang paling sulit itu teman-teman yang tidak berkontribusi.
3. Saya harap sih Teksound bisa lebih berkontribusi lagi untuk SMA 8.


  • Kak Farhan Achmad Algazy (XI MIPA F)
1. Sebelum kegiatan kan pasti rapat dulu ya, nah di situ kalau bisa dibicarakan dulu, tapi kalau udah gak bisa ya terpaksa diganti dengan kegiatan lainnya.
2. Meyakinkan sesama anggota Teksound supaya aktif, kan terkadang anggotanya ada yang mageran, jadi supaya mereka mau kerja dan menjalani proker yang ada itu terkadang cukup sulit.
3. Bikin banyak karya-karya baru.

  • Kak Pandya Athallah Erlambang (XI MIPA F)
1. Sekolah tidak menyetujui proker itu biasanya terjadi ketika pengajuan proposal. Nah, yang gagal ini biasanya ketika melakukan proses negosiasi itu kurang lancar. Misalnya suatu proker butuh dana yang besar, berarti kita harus bisa meyakinkan sekolah bahwa dana yang besar itu wajar, karena barangnya butuh ini, itu, dsb. Intinya di sini itu skill negosiasi kalian yang akan berguna.
2. Tantangan terbesar menurut saya sih time management. Karena kalau kelas 11 kan udah lebih banyak tugas dan TF, iu juga harus dibagi sama organisasi. Ya kalau saya kadang masih suka berat sebelah ke Tekound, kadang berat sebelah ke sekolah. Tetapi walaupun fokus saya terbagi, saya masih bisa untuk menjalani keseharian tersebut.
3. Bisa memperbaiki citra Teksound, bisa mengubah mindset kalau Teksound itu gabut, padahal sebenarnya kan enggak, intinya supaya kerja nyata kita lebih terlihat. Satu lagi juga saya harap kalian lebih optimis dalam pengerjaan tugas yang diberikan.

  • Kak Daffa Haritsa Maulana (XI MIPA G)
1. Sebenarnya susah juga ya kalau sekolah yang menolak, masalahnya kan kalau sekolah yang menolak udah susah membujuknya, perizinannya, jadi ya memang sudah susah sih.
2. Tantangan kalau mau buat proker sih paling dana ya, karena kalau minta bantuan ke sekolah juga bakalan susah, jadi harus cari sumbangan sendiri.
3. Bisa lebih bagus lagi, proker-prokernya ada inovasi baru, dan ada invasi teknologi yang berguna untuk SMA 8.

  • Kak Hanun Thalia (XI MIPA G)
1. Pertama cari dulu mengapa proker tersebut ditolak, kalau misalnya ada yang kurang pas dengan peraturan sekolah, bagian itu diperbaiki dulu. Tapi kalau misalnya masih gak bisa dan kalian benar-benar pengen menjalankan proker itu, kalian cari alternatif yang mirip itu tapi jangan melanggar.
2. Paling masalah biaya ya, karena teknologi itu pertama mahal banget, misalnya kalau kita butuh suatu perangkat sedikit-sedikit haarus dibantu dari orangtua, karena kalau dari kondisi keuangan kita sendiri kan gak semuanya mampu.
3. Kalau bisa teknologinya dimajuin, karena dari yang saya lihat di angkatan sebelumnya dibandingkan dengan angkatan awal-awal terlihat jelas perbedaan karya nyatanya.

  • Kak Kamilia Azzara (XI MIPA G)
1. Pertama lihat dulu alasan ditolaknya, apakah karena keuangannya gak masuk akal atau mengajukannya mendadak banget, setelah itu evaluasi dulu, apa yang salah dari proposalnya, baru diperbaiki dan diajukan ulang. Kecuali kalau batasannya sudah regulasi pemerintah, yasudah kita tidak bisa apa-apa.
2. Kalau tantangan pribadi, bagi saya menjadi seorang perempuan di Teksound itu gak mudah. Terkadang menggerakkan 30 orang laki-laki itu gak gampang. Apalagi kalau kita udah semangat banget tiba-tiba ¾-nya gak setuju.
3. Hilangkan stigma gabut. Saya harap sih angkatan kalian kalian bisa benar-benar hilangin stigma tersebut.

  • Kak Kevin Karlwillem (XI MIPA G)
1. Kalau cara saya secara umum bakal menuruti kehendak sekolah, karena sekolah kan pastinya lebih mengerti soal urusannya sendiri. Lebih baik dilihat dulu dari berbagai sisi. Kalau misalnya pengisi prokernya cukup banyak, dan setelah ditinjau lagi proker tersebut akan membawa manfaat, saya akan mengajukannya lagi kepada pihak sekolah.
2. Ya tadi, pengajuan proposal dan perizinan itu yang paling susah.
3. Dalam bidang teknologi, wawasannya semakin luas, dan prestasinya ditingkatkan lagi.

  • Kak Sayudha Hanif Pratama (XI MIPA G)
1. Untuk masalah itu mungkin bisa diantisipasi pertama dengan penekanan. Untuk proker tersebut berjalan kan kita butuh izin, nah di saat inilah kita tekankan lagi tujuan prokernya apa, masalah dana, izin, alokasi tempat, dan waktu. Biasanya kalau tempatnya di luar kota agak susah juga. Jadi untuk masalah ini lebih ditekankan lagi tujuan prokernya apa, supaya pihak sekolah lebih ngerti kenapa kita menjalankan proker tersebut.
2. Biasanya dari internalnya sih. Kalau organisasi kan pasti ada konflik internal, baik kecil maupun besar. Itu sih yang bagi saya menjadi tantangan. Selain itu, waktu yang kebagi, antara harus utamain akademis, atau utamain organisasi, dan pada akhirnya harus ada yang dikorbanin.
3. Semoga Teksound bisa lebih berpengaruh lagi, jangan sampai ada stigma kayak Teksound gabut, dll. Terus lebih didekatin lagi hubungan dengan subsi yang lain, jadi kalau misalkan Teksound ada apa-apa, subsi lain bisa ngasih saran untuk Teksound. Yang terakhir leih ditingkatin lagi kegiatan-kegiatannya.

  • Kak Luqman Maulana Rizki (XI MIPA H)
1. Dicoba untuk dibicarakan terlebih dahulu ke pihak sekolah, apakah memang benar-benar gak bisa atau bagaimana. Lalu kalau misalnya memang benar-benar gak bisa dicoba diubah konsepnya sehingga tetap diperbolehkan.
2. Tantangan terbesarna sih anggota-anggotanya.
3. Lebih banyak buat karya-karya nyata.

  • Kak Muhammad Silmy Taliyan (XI MIPA H)
1. Dijelaskan lagi tujuan dari proker tersbut apa. Kalau memang beresensi dan bermanfaat, sekolah pasti mengizinkan. Tapi kalau prokernya kurang bermanfaat sekolah bakal jelas menolak.
2. Membagi waktu dengan subsi-subsi saya yang lainnya.
3. Lebih kreatif lagi dan lebih banyak berkarya.


  • Kak Ristyo Arditto (XI MIPA H)
1. Kalau misalnya kesulitannya ada pada proposal dan perizinan, itu perlu ada penekanan mengapa proker tersebut perlu ada, esensinya apa, hal-hal seperti itu perlu ditekankan supaya bisa disetujui.
2. Masalah dana dan perizinan.
3. Teksound bebas dari stigma gabut, semua lebih menganggap kalau Teksound itu sebenarnya berjasa, lebih banyak anggota yang masuk, dan prokernya lebih besar lagi.

  • Kak Ryan Daniel (XI MIPA H)
1. Kalau bisa diubah ke bentuk lainnya, tapi kalau memang gak bisa ya gak dilaksanakan juga tidak apa-apa.
2. Kalau menurut saya membagi waktu itu agak susah, begitu juga untuk mengurus teman yang sedikit kerjanya.
3. Kalau bisa sudah gak dibilang subsi yang gabut, teruss bisa menjadi lebih baik ketimbang sebelum-sebelumnya.

  • Kak Agrifa Imanuel (XI MIPA I)
1. Kita harus mengerti dulu kenapa tidak disetujui, karena sekolah kan harusnya lebih paham dan mengerti untuk urusan seperti ini. Terus kalau memang bisa dinegosiasi ya dilanjutkan aja, tapi kalau ternyata tidak maka terpaksa dibatalin.
2. Sebagai ketua divisi, saya terkadang agak susah kalau mengetuai proyek-proyek tertentu. Misalnya diklat, itu susah banget untuk membuat orang mau bekerja sama supaya berhasil.
3. Lebih bagus lagi dalam bidang teknologi dan organisasi, dan lebih sering memenangkan lomba.

  • Kak Hamzah Muhammad (XI MIPA I)
1. Sebenarnya seklah mendukung semua proker, tapi sekolah juga menuruti aturan pemerintah. Langkah pertama kita konsul dulu ke pembina, bagaimana baiknya, dsb. Tapi kadang-kadang sekolah bisa ngeliat dari ketekunan kita dalam menjalani proker, jadi bisa aja tiba-tiba dibolehin. Intinya tetap usaha, cari jalan bagaimana caranya esensi dari proker tersebut tetap tercapai, meskipun bentuk pelaksanaannya berbeda.
2. Orang luar kadang memandang Teksound itu gabut, tapi kalau kata saya sebenarnya anggota Teksound itu kebagi-bagi, ada yang ngurus Teksound, Rohis, Pramuka, dsb. Selain itu Teksound kurang mempublikasikan aktivitasnya, makanya angkatan kami mencoba untuk mempublikasikan semua aktivitas Teksound.
3. Yang pasti lebih bisa sinergis dengan subsi-subsi lain, anggotanya lebih keliatan di SMA 8.

  • Kak Muhammad Rayhan Al Ghifari (XI MIPA I)
1. Cari jalan lain supaya tetap dapet esensi kegiatannya. Karena sekolah itu sebenarnya mendukung proker yang ada, tapi biasanya yang ditolak itu karena melanggar peraturan pemerintah. Pasti ada jalan lain, anak 8 itu pasti punya banyak plan cadangan, umpamanya gak harus lurus, bisa ke kanan, atau ke kiri, tapi ujungnya tetap di tempat yang dituju. 
2. Kekurangan dana untuk membuat suatu karya.
3. Banyak menang lomba, berprestasi, dan berkontribusi di SMA 8, gak cuma di lingkungan Teksound aja.

  • Kak Oliver Khrisna Ramadhany (XI MIPA I)
1. Cari kegiatan lain yang esensinya sama aja. Misalnya pas tahun lalu Comparative dilarang, gantinya ya jalan bareng aja. Yang penting tetap dapet esensi kegiatannya walaupun caranya berbeda.
2. Membenahi persiapan untuk proker ToA. Itu susah banget, pertama dananya susah keluar, terus waktu itu yang semangat itu masih sedikit.
3. Yang pasti stereotip gabut itu bisa hilang, dan menjadi lebih baik lagi.

  • Kak Calvin Nathanael (XI IPS)
1. Sebenarnya itu gak ada yang namanya sekolah menolak proker subsi, tapi lebih ke peraturan pemerintah yang berlawanan dengan jalannya proker. Nah biasanya disesuaikan aja, karena kan kita gak mungkin mengubah peraturan pemerintah. Kalau peraturannya sebatas peraturan sekolah masih mungkin dicari jalan ya, bisa dirundingin dulu, terus diberi jalan tengahnya sama sekolah. Jadi intinya mengubah teknis proker yang melanggar peraturan pemerintah itu.
2. Tantangan terbesarnya yaitu mau menyeimbangkan aspek teknologi dan aspek organisasi di Teksound. Karena angkatan kami itu benar-benar mau membangun keduanya gitu, misalnya dari aspek teknologi aja alat-alat di tower banyak yang rusak, dan angkatan saya yang ngebenerin. Aspek organisasinya masih mau diseimbangkan dengan aspek teknologinya gitu sih.
3. Harapan saya sih kelima divisi itu bisa benar-benar berkembang, gak cuma beberapa divisi aja yang tersentuh. Misalnya kayak robotic, beberapa kali mau ikut lomba tapi gak jadi-jadi, terus misalnya aero dan auto, banyakin diklat dan kegiatan yang berguna bagi SMA 8.

  • Kak Ilga Prameswari (XI IPS)
1. Caranya ya melobi guru, terus menjelaskan maksud acara ini itu apa, jelasin juga manfaat dan SWOT-nya apa.
2. Anggotanya sih. Maksudnya gak semuanya aktif, ada juga yang pasif, ada juga yang di tengah-tengah. Terus Teksound itu lebih terlihat kayak subsi laki-laki karena memang jumlah laki-laki dan perempuannya jauh lebih banyak laki-laki. Gitu.
3. Semoga semua prokernya lancar.

  • Kak Layla Fitriani (XI IPS)
1. Tergantung gak setujunya karen apa, tapi intinya kalau kejadian kayak begini ya dibela-bela aja prokernya, argumen dengan guru gitu.
2. Time management yang jadi tantangan terbesar saya.
3. Bisa lebih berprestasi dan juga lebih solid.

  • Kak Unafa Nur Alivia (XI IPS)
1. Diganti kegiatan lainnya yang sejenis tapi bukan atas nama Teksound.
2. Mungkin pembinanya ya, soalnya pembina kan kadang DM, kadangjuga minta yang lebih detail, jadi agak ribet gitu.
3. Lebih kuat lagi di bagian perizinan dan negosiasinya supaya nanti kalau kalian buat proker besar mudah diterima, dan lebih sering kerjasama dengan subsi lainnya.